Senin, 25 Maret 2013

ANEH YANG NYATA...

Sedih, kesal, marah, bingung, emosi, akan campur aduk gak karuan, ketika menemui situasi (orang) seperti ini. Ternyata ada yah orang kayak gini. Harusnya gak gini, harusnya aku cuek aja, namun apa daya, dia masuk lingkaran kehidupanku, walau hanya di salah satu sisi luar.

Ada orang yang lebih memilih menelanjangi dirinya daripada menutupinya dari orang lain. Entah memang ingin tampil murah, atau sengaja, atau memang tidak sadar. Alangkah menyedihkannya. Menjadikan diri seperti gampangan  dihadapan orang lain, dan tidak punya batasan bagi sisi pribadinya.

Selalu menilai segala sesuatu positif, meski dampaknya adalah pencapakan harga diri, bahkan kesucian. Semua manusia adalah baik seperti dirinya, sehingga tak perlu khawatir akan ada yang jahat padanya, walau bukti nyata difisik tampak begitu jelas. Jangan lagi pada hati atau pikiran.

Menjadikan dirinya korban bagi siapapun yang mampu bermulut manis, dan tanpa bisa melawan atau menunjukkan bahwa ia punya harga diri, bahwa ia punya kehormatan.

Isi kepalanya yang benar. Tak ada lain yang benar. Sehingga tak heran jika akhirnya yang benar pun jadi salah, saat tak sesuai maunya, atau diluar nalarnya. 

Lebih memilih berucap baru kemudian berpikir. Tercebur duluan ke kolam, baru mau belajar berenang. Tak bisa memilih tuk diam, saat tidak ada lagi kata bermakna yang bisa ia ucapkan.

Padahal aku sangat menyayanginya... Andai ada kesempatan tuk membuatnya lebih baik..

Tapi sudahlah... Tak ada yang perlu diperjuangan toh?

Ini adalah sebuah keanehan yang nyata...

Dari Sebuah Bukit Batu
10'03'2013-17.20 wit
Daenk Mar

Pendekatan – Pacaran – Udahan

Pendekatan: “Apa, Say?” | Pacaran: “Apa, Sayang?” | Udahan: “Apa, Saython??!!”
Pendekatan : "Beibiiiiiiih......" | Pacaran : "Bebeeeeeeb....." | Udahan : "BABI!!"
Pendekatan: "Udah makan?" | Pacaran: "Makan yuk!" | Udahan: "MAKAN SANAAA!!!"
Pendekatan: "Lagi apa?" | Pacaran: "Apa? Lagi??" | Udahan: "APAH LAGIH SIIIHH?!?!"
Pendekatan: "Ah, kamu...." | Pacaran: "Ah..ah.. kam.. uu.." | Udahan: "KAMUH!!!"
Pendekatan: Keringet dingin | Pacaran: Keringet Panas | Udahan: Peres Keringet
Pendekatan: “Sumpeeeh? | Pacaran : “Sumpah??” | Udahan : “SAMPAH!!”

Dicopy dari facebook : Epul Saeful Fals

Salam
@sstbgt

Selasa, 08 Januari 2013

HUJAN


Pagi ini turun hujan…

Hujan turun dipagi hari ini, jangan sampai kita mencela hujan, karena menghalangi aktivitas.

Tahukah kalo waktu hujan turun adalah saat mustajabnya do’a…?

Sangat disayangkan…Sebagian orang tatkala mendapatkan hujan turun, ada yg sampai gelisah. Apalagi jika turunnya hujan dirasa mengganggu aktivitasnya. Mungkin ada yang akan berangkat kerja, punya acara diluar rumah…
Ada punya janji atau yg lainnya. Sehingga yang terjadi adalah mengeluh & mengeluh.

Padahal jika kita merenung & memahami hadits-hadist Nabi Muhammad SAW, waktu hujan turun adalah saat mustajabnya do’a. Artinya do’a semakin mudah terkabulkan.

Ibnu Qudamah dalam Al Mughni mengatakan, ”Dianjurkan untuk berdo’a ketika turunnya hujan, sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi Nabi Muhammad SAW, bersabda, اُطْلُبُوا اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ ثَلَاثٍ : عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ ، وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ ، وَنُزُولِ الْغَيْثِ


Carilah do’a yg mustajab pada 3 keadaan :
1.    Bertemunya 2 pasukan
2.    Menjelang shalat dilaksanakan
3.    Saat hujan turun

Begitu juga terdapat hadits dari Sahl bin Sa’d ,beliau berkata bahwa Rasulullah Nabi Muhammad SAW bersabda : ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِوَ تَحْتَ المَطَرِ

2 do’a yg tidak akan ditolak :
1.    Do’a ketika adzan
2.    Do’a ketika ketika turunnya hujan

Do’a yang amat baik dibaca kala itu adalah memohon diturunkannya hujan yg bermanfaat. Do’a yg dipanjatkan adalah,
“Allahumma shoyyiban naafi’aa (Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yg bermanfaat)

Itulah yang Nabi Nabi Muhammad SAW ucapkan ketika melihat turunnya hujan.

Mari berdoa saat hujan turun...

Salam
@sstbgt

*dari broadcast message

SEDANG BUKAN AKU...


Aku masih ada disini
Aku masih berdiri disini
Dan aku masih bernafas disini

Tapi aku tak mengenali diriku
Aku tak tau siapa aku sebenarnya
Mengapa aku jadi tak mengenali diriku sendiri

Kemana pikiran-pikiran yang ada selama ini
Kemana asa yang telah dibangun
Ada apa dengan diri ini
Apa apa dengan aku

Ah...
Aku....
Sedang Bukan Aku!!!

Tapi aku...
Masih pemilik hati ini

Jakarta
Dipagi yang dingin
09’01’2013-07.33
daenkmar